Jokowi dan Jokotri, Sama-sama Suka Blusukan ke Warga

Jokowi dan Jokotri adalah dua sosok orang yang berbeda, tetapi sama dari nama depannya: Joko. Yang satu "Joko Widodo" dan yang kedua "Joko Trio Suroso". Yang satu presiden sekaligus calon presiden 2019-2024. Yang kedua adalah calon anggota legislatif DPRD Provinsi Jawa Barat dari PDI Perjuangan nomor urut 2 daerah pemilihan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.
Kedua sosok ini sama-sama dari PDI Perjuangan dan pernah berfoto bersama. Saya baca di media bahwa saat Jokotri minta foto kepada Jokowi sungguh nekat dan berani, sehingga dalam forum resmi Jokowi tidak bisa menolaknya.
Meski berbeda, saya lihat keduanya sama-sama melakukan blusukan. Entah siapa yang kali pertama meramaikan istilah blusukan di negeri kita ini. Setahu saya saat Pilgub DKI Jakarta saat Jokowi dan Ahok sebagai cagub, itulah blusukan populer. Aktivitas keluar masuk kampung untuk bertemu masyarakat, ke pasar, masjid, sekolah, dan lokasi lainnya. Intinya proses sosialisasi agar dipilih saat pemilihan umum.
Aktivitas Jokotri (Dr. H. Joko Trio Suroso, Drs, SH, MH, MM, MBA) menjelang pemilihan umum 2019 ini juga blusukan masuk kampung dan desa, bertemu tokoh dan masyarakat, ngobrol tentang ekonomi dan kebutuhan masyarakat, serta harapan-harapan masyarakat. Saya menyimak aktivitas Jokotri di facebook dan instagram Joko Trio Suroso. Langsung mendatangi masyarakat, ngobrol, dan menikmati kudapan kuliner khas Karawang dan Purwakarta. Pagi sampai malam aktivitas Jokotri terdokumentasikan dalam media sosial. Saya kira yang ramai di media sosial dan aktif terjun ke masyarakat di antara caleg yang saya lihat di media baru Pak Jokotri.
Memang wajar Jokotri aktif terjun ke masyarakat karena partai yang mengusungnya (PDI Perjuangan) dikenal sebagai partai yang dekat pada wong cilik. Saya lihat Jokotri sampai ada dokumentasi foto dan video yang coba merasakan menjadi petani dengan masuk ke sawah, bawa cangkul, dan menengok warga yang kekurangan secara ekonomi.  
Ingin nge-bahagia-in kamu!
Hal yang menarik dari kampanye Jokotri, saya kira dengan tagline-nya: "Ingin nge-bahagia-in kamu!" Sangat mengena dan tidak perlu ngernyitkan dahi. Saya kira setiap orang ingin bahagia. Dan masyarakat ingin bahagia. Ini hebatnya Jokotri ambil tagline yang memang dibutuhkan, yaitu ingin dibahagiakan.
Apa sih yang dimaksud "ingin nge-bahagia-in kamu!" oleh Jokotri? Nah, simak nih penjelasan dari Dr. H. Joko Trio Suroso (dalam jokotriofficial.blogspot.com): 
"Jawaban sederhananya, misi saya dalam perjuangan sekarang adalah ingin melanjutkan misi Nabi Muhammad SAW sebagaimana diwahyukan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al-Araf (7) ayat 157: ....Dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Nah, karena itu saya berusaha seoptimal mungkin untuk meringankan dan menghilangkan beban-beban, belenggu-belenggu kehidupan yang dirasakan oleh masyarakat. Semakin saya terjun langsung ke masyarakat Karawang dan Purwakarta, semakin banyak saya menemukan beban-beban dan belenggu-belenggu yang masih memberatkan masyarakat. Ini adalah tantangan yang sangat berat. Perlu dukungan dan kerja sama dari banyak pihak. Semoga Allah memudahkan jalan ini bagi saya."
Hal lain dari Jokotri, yang cukup relevan dengan wong cilik dan pembebasan dari "belenggu" yang membebani masyarakat adalah gerobak bakso. Geraknya yang saya dengar bahwa tim Jokotri mencari orang yang memiliki kelayakan usaha dan minat dalam bisnis. Kemudian diwawancara dan survey untuk kelayakan usahanya. Dibimbing oleh tim Jokotri sampai bisa membuat kuah bakso, membumbui, dan menyajikan bakso dengan baik dan benar. Kemudian cara menjualnya pun diarahkan.
Saya kira gerakan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian dan usaha rakyat kecil ini belum dilakukan caleg lainnya. Dan dari laku pemberdayaan tersebut bisa dipahami bahwa membantu masyarakat untuk bahagia, tidak hanya diucapkan sebagai rencana. Namun, Pak Jokotri melakukannya dengan memberikan bantuan gerobak bakso bagi masyarakat yang ingin meningkatkan perekonomiannya melalui wirausaha. *** (ahmad sahidin)