Jokotri: Mencintai Kekayaan Kuliner dalam Negeri

Hampir satu pekan saya ke Papua. Mendampingi tamu dari Belanda yang investasi bidang perairan.

Setiba di sana, saya dan tamu diajak makan siang di Sorong. Saya ditawari makan ikan bakar. Rasanya nikmat luar biasa. Sampai teman-teman saya yang bule bilang, "Delicious Bu."

Bule saja memuji dan mengakui kalau makanan Indonesia itu enak-enak. Saya bangga jadi orang Indonesia dan semakin mencintai kekayaan kuliner dalam negeri.


Saya dan tamu dari Belanda juga berfoto bersama direksi dan karyawan PT. Tirta Remu di Sorong, Papua. Kota ini diisi oleh beragam suku bangsa, ada yang asli Papua, Ambon, Makassar, Jawa, Sumatera, dan lainnya. Itulah Indonesia, kita berbhineka dalam semangat NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Karena itu, teman-teman jangan alergi dengan perbedaan, karena perbedaan itu indah. Dari dulu kita bersatu dalam segala perbedaan yang kita punya.

Oh, iya sekadar berbagi saja. Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan menetapkan setiap Kamis sebagai Hari Batik plus Noken, sebuah tas rajutan dari kulit kayu khas Papua.

Soal yang khas, Jawa Barat juga punya pakaian tradisional berupa pangsi dan iket kepala. Biasanya masyarakat Jawa Barat di beberapa kabupaten dan kota memakainya pada saat hari Rebo Nyunda. Pakaian pangsi merupakan cermin dari gerakan yang luas. Sedangkan iket kepala punya makna keterikatan antara pikiran dan hati.

Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memang kaya dengan budaya dan tradisi. Bangga menjadi orang Indonesia.***

Jokotri (Dr.H.Joko Trio Suroso, Drs, SH, MH, MM, MBA) adalah Caleg DPRD Jabar Dapil Karawang dan Purwakarta (nomor urut 2 partai PDI Perjuangan)

#jokotri2karawang #jokotri2purwakarta #jokotri