Mungkinkah Mengubah Perilaku Suporter?

#SepabolaTanpaKekerasan
#SepakbolaIndonesiaBerduka

 Itu taggar yang beredar. Cukupkah dengan itu saja. Tentu tidak! Peristiwa di stadion GBLA hari minggu kemarin harus mengelus dada. Dan tidak boleh terjadi lagi.

Perlu diingat bahwa dalam Agama Islam sangat menghargai nyawa manusia. Membunuh satu manusia, sama dengan membunuh seluruh umat. Sungguh sangat memprihatinkan dan saya mengutuk keras perbuatan biadab yang menghilangkan nyawa manusia yang dilakukan oknum suporter bola.

Kita tidak bisa saling menyalahkan. Tidak bisa menaruh dendam berkepanjangan. Akan terasa sempit dan sulit kala beraktivitas kalau persoalan dendam ditetapkan dalam diri atau komunitas. Akan saling ancam dan mengancam hingga berujung konflik dan muncul korban melayang lag. Sudah cukup dan tidak boleh terjadi lagi. Permainan mesti ditempatkan pada wilayah bermain atau sekadar hiburan. Dalam hal ini mesti ada jiwa pasrah saat tim bolanya dibobol oleh tim lawan. Begitu pun suporter yang menang tak perlu teriak dan jingkrak gembira sambil mengejek suporter lain yang timnya kalah. Ejek mengejek antar suporter ini kadang menimbulkan amarah dan saat bertemu akan terjadi konflik jika tidak ada yang mampu meredamnya.

Saya tahu para suporter ini anak muda. Generasi yang masih punya semangat dan gairah yang tinggi. Dan memiliki emosi yang mudah meledak karena masih berjiwa muda. Alangkah baiknya energi muda dan semangat kaum muda ini dialirkan pada tindakan dan sikap yang positif. Misalnya saat konvoi berangkat ke stadion, para suporter memungut sampah di jalanan yang dilewati. Saat pulang dari stadion pun baiknya para suporter memungut sampah yang berserakan dan ketika pulang menuju rumah pun bisa dilakukan. Saya kira kalau laku pungut sampah itu dilakukan maka masyarakat akan dukung komunitas suporter bola tersebut. Sangat mungkin perilaku buruk diubah menjadi baik. Namun butuh tekad yang kuat, mau berproses, dan dukungan dari seluruh masyarakat.

Semoga para orang tua dapat mendidik anak-anaknya untuk lebih taat pada agama, menghargai dan menghormati perbedaan, bergaul dengan saling menjaga diri agar tidak timbul konflik, dan tidak mudah dipengaruhi orang lain dalam perilaku buruk.

Begitu pun aparat dan penyelenggara liga Indonesia lebih proaktif untuk mencegah terjadinya kekerasan di antara para suporter. Saya turut berduka cita yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Semoga  almarhum diterima Allah Swt dan diampuni dosa-dosanya. Aamiin Ya Rabbal 'alamiin.

Dr. JOKO TRIO SUROSO, Drs, SH, MH, MBA adalah Caleg DPRD Jabar Dapil Karawang dan Purwakarta

#jokotriosuroso
#jokotrisurosodprdjabarkarawangpurwakarta